Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Sekjen PBB Sebutkan Dunia Tidak Boleh Takut Dengan Israel

sekjen-pbb-sebutkan-dunia-tidak-boleh-takut-dengan-israel

Sekjen PBB Sebutkan Dunia Tidak Boleh Takut Dengan Israel. Dunia internasional kembali bergema dengan pernyataan tegas dari Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 16 September 2025, di mana ia menyerukan agar “dunia tidak boleh takut dengan Israel” di tengah eskalasi konflik Gaza yang memanas. Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers di New York, pasca-sidang Majelis Umum PBB ke-80, di mana Guterres sebut perang di Palestina sebagai “morally, politically, and legally intolerable.” Ini bukan kritik biasa; ini panggilan berani untuk akuntabilitas, terutama setelah laporan Komisi Pencarian PBB kesimpulkan Israel lakukan genosida di Gaza, dengan korban sipil melebihi 65.000 jiwa sejak Oktober 2023. Di tengah tekanan dari AS dan sekutu Israel, Guterres tekankan dunia harus tegas tanpa rasa takut, untuk selamatkan solusi dua negara. Pernyataan ini datang saat pengungsian massal 450.000 warga Gaza akibat operasi “Gideon’s Chariots II,” dan jadi pengingat betapa krusial peran PBB. Apa yang mendorong Guterres, dan implikasinya? Mari kita kupas fakta-fakta di balik pesan yang mengguncang geopolitik. BERITA VOLI

Apa dan Siapa yang Memimpin Sekjen PBB: Sekjen PBB Sebutkan Dunia Tidak Boleh Takut Dengan Israel

Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen) adalah pemimpin tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, jabatan yang dipegang António Guterres sejak 1 Januari 2017—periode keduanya diperpanjang hingga 2026. Guterres, lahir di Lisbon, Portugal, pada 30 April 1949, adalah mantan Perdana Menteri Portugal (1995-2002) dan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (2005-2015). Ia terpilih sebagai Sekjen oleh Majelis Umum PBB atas rekomendasi Dewan Keamanan, dengan tugas utama koordinasi 193 negara anggota untuk perdamaian, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai “pemimpin dunia,” Guterres punya mandat moral untuk soroti pelanggaran hak asasi, tapi terbatas oleh veto Dewan Keamanan—di mana AS sering lindungi Israel.

Guterres pimpin PBB di era krisis: dari pandemi COVID-19 hingga perang Ukraina dan Gaza. Ia inisiasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan panggil “New Social Contract” untuk kesetaraan. Di konflik Timur Tengah, ia sering kritik Israel atas blokade Gaza dan pemukiman ilegal, tapi juga hantam Hamas atas serangan 7 Oktober 2023. Pernyataannya 16 September 2025, “Dunia tidak boleh takut dengan Israel,” datang saat ia siap bertemu Netanyahu dan Trump di PBB—sinyal diplomasi tegas. Sebagai pemimpin, Guterres wakili suara global, dengan staf 40.000 orang di 193 negara, tapi kritik bilang ia terlalu lunak karena tekanan Barat. Intinya, Sekjen adalah jembatan diplomasi, dan Guterres pakai posisinya untuk dorong akuntabilitas tanpa pamrih.

Kenapa Sekjen PBB Menyebutkan Dunia Untuk Tidak Takut Dengan Israel

Pernyataan Guterres agar “dunia tidak boleh takut dengan Israel” lahir dari frustrasi atas eskalasi Gaza yang tak terkendali, terutama setelah laporan Komisi PBB kesimpulkan Israel lakukan genosida—dengan Netanyahu dan pejabat top diduga picu tindakan itu. Pada 16 September, Guterres sebut situasi Gaza “horrendous” dan “intolerable,” soroti serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran sambil tekan gencatan senjata. Ini konteks lebih luas: sejak operasi “Gideon’s Chariots II” akhir Agustus 2025, 450.000 warga Gaza ung si, dan korban sipil capai 65.000—termasuk ratusan wartawan tewas, yang Guterres sebut “normalisasi pembunuhan jurnalis.”

Alasan utama: tekanan geopolitik. AS veto resolusi PBB pro-Palestina 12 kali sejak 2023, lindungi Israel dari sanksi. Guterres khawatir dunia “takut” karena lobi kuat Israel di Barat, tapi ia tekankan hukum internasional harus ditegakkan—seperti ICJ yang sebut pendudukan Israel ilegal. Pernyataan ini juga respons atas serangan Israel ke Qatar pada September 2025, yang Guterres kutuk sebagai pelanggaran kedaulatan. Ia bilang, “Cukup eskalasi; damai dan diplomasi harus menang,” sambil siap bertemu Netanyahu untuk dialog. Intinya, Guterres ingin dunia tegas tanpa takut veto atau tekanan, untuk selamatkan dua negara—Israel-Palestina hidup berdampingan aman.

Apakah Ini Artinya Banyak Negara yang Sudah Tidak Setuju Dengan Israel

Ya, pernyataan Guterres mencerminkan pergeseran global: 147 negara (76 persen anggota PBB) sudah akui Palestina per September 2025, termasuk gelombang Barat seperti Portugal (21 September), Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Belgia di konferensi PBB 22 September. Ini sinyal ketidaksetujuan atas kebijakan Israel: blokade Gaza, pemukiman ilegal, dan operasi militer yang tewaskan ribuan sipil. Di UE, Spanyol, Irlandia, Norwegia, Slovenia, Islandia, dan Malta tolak kebijakan Netanyahu sejak 2024, potong dana ke pemukiman dan tingkatkan bantuan Palestina 1 miliar euro.

Di Global South, hampir semua negara Arab, Afrika, Asia (China, India, Indonesia, Jepang), dan Amerika Latin (Brasil, Meksiko) akui Palestina, tekan sanksi di forum seperti G20. Rusia dan China veto resolusi pro-Israel, sementara demonstrasi pro-Palestina di Lisbon Juni 2025 dan Baghdad Mei 2025 tunjukkan opini publik bergeser. Bahkan di AS, polling Gallup September 2025 sebut 55 persen warga dukung gencatan senjata segera. Tapi bukan semua: AS, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan tetap dukung Israel, veto resolusi PBB. Pergeseran ini tekanan untuk dialog dua negara, tapi konflik Gaza tunjukkan ketidaksetujuan tak langsung hentikan serangan—buktikan diplomasi butuh aksi nyata.

Kesimpulan: Sekjen PBB Sebutkan Dunia Tidak Boleh Takut Dengan Israel

Pernyataan Sekjen PBB António Guterres pada 16 September 2025 agar “dunia tidak boleh takut dengan Israel” jadi jeritan moral di tengah krisis Gaza yang intolerabel. Sebagai pemimpin PBB, Guterres dorong akuntabilitas atas genosida diduga dan eskalasi, didorong pengungsian massal dan korban sipil. Ini mencerminkan pergeseran global: 147 negara akui Palestina, tolak kebijakan Netanyahu, meski Barat terpecah. Tapi ketidaksetujuan ini harus jadi aksi—gencatan senjata, bantuan, dan dua negara. Bagi Palestina, ini harapan; bagi Israel, panggilan introspeksi. Dunia, dengar Guterres: takut bukan solusi, keberanian untuk damai yang dibutuhkan. Saatnya perdamaian menang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *