Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Dmitriev Dapat Julukan Arsitek Bayangan Diplomasi Perang Rusia

dmitriev-dapat-julukan-arsitek-bayangan-diplomasi-perang-rusia

Dmitriev Dapat Julukan Arsitek Bayangan Diplomasi Perang Rusia. Di tengah kabut diplomasi Rusia yang semakin rumit pada akhir November 2025, nama Kirill Dmitriev muncul sebagai sosok misterius yang disebut “arsitek bayangan” strategi perang Ukraina. Sebagai kepala Russian Direct Investment Fund (RDIF) dan utusan khusus Presiden Vladimir Putin, Dmitriev bukan diplomat karir, tapi pengusaha Harvard yang pandai campur aduk bisnis dengan politik. Julukan itu melekat setelah ia jadi otak di balik usulan perdamaian 28 poin yang dibahas di Miami, melibatkan utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner. Meski sanksi AS sejak 2022 batasi geraknya, Dmitriev dapat izin khusus masuk AS untuk negosiasi. Kini, di tengah ketegangan Trump-Putin soal Ukraina, peranannya jadi sorotan: apakah ia kunci damai, atau pion dalam permainan bayangan Kremlin? Dengan latar belakang Ukraina dan jaringan global, Dmitriev wakili gaya diplomasi Rusia modern—campur ekonomi dan intrik. BERITA BASKET

Latar Belakang Dmitriev: Dari Pengusaha ke Utusan Khusus: Dmitriev Dapat Julukan Arsitek Bayangan Diplomasi Perang Rusia

Kirill Dmitriev lahir di Ukraina pada 1975, tumbuh di Kyiv di mana ia ikut demonstrasi pro-demokrasi sebagai remaja 15 tahun sebelum runtuhnya Uni Soviet. Lulusan Stanford dan Harvard Business School, ia mulai karir di Wall Street sebelum pindah ke Rusia pada 2011 sebagai CEO RDIF—dana kekayaan negara senilai miliaran dolar. RDIF, yang sering disebut “slush fund” Putin, jadi alat Dmitriev untuk tarik investasi asing, termasuk kesepakatan dengan Arab Saudi dan UAE. Tapi peran diplomatiknya meledak sejak invasi Ukraina 2022: ia libatkan dalam pertukaran tahanan seperti guru AS Marc Fogel tukar hacker Rusia Alexander Vinnik. Pada 2025, Putin angkat ia jadi utusan khusus untuk kerjasama ekonomi, buat ia sering temui pejabat AS meski terkena sanksi. Sumber dekat Kremlin bilang Dmitriev “paham Trump”—bisnis-oriented, deal-maker—beda dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov yang lebih kaku. Ini yang buat ia disebut arsitek bayangan: beroperasi di balik layar, campur keuangan dengan negosiasi rahasia.

Peran dalam Diplomasi Perang Ukraina: Usulan 28 Poin yang Kontroversial: Dmitriev Dapat Julukan Arsitek Bayangan Diplomasi Perang Rusia

Dmitriev naik daun saat hubungan Trump-Putin renggang musim gugur 2025, dengan sanksi baru AS pada minyak Rusia. Ia manfaatkan celah itu untuk atur pertemuan di Saudi Arabia, akhiri isolasi diplomatik Rusia. Puncaknya: usulan perdamaian 28 poin yang dirancang di Miami, melibatkan Witkoff—utusan Trump—dan Kushner. Rencana itu, yang beredar via Turki sebelum ke Kyiv, usul zona netral di Ukraina timur, jaminan keamanan Rusia, dan kerjasama ekonomi pasca-perang. Dmitriev, yang paham Ukraina lebih baik dari kebanyakan di Moskow, dorong elemen bisnis: investasi rekonstruksi untuk ganti sanksi. Tapi kontroversi meledak: intelijen AS khawatir rencana itu “terlalu lunak” pada Rusia, sementara Kyiv tolak karena abaikan integritas teritorial. Laporan Mueller 2016 sebut Dmitriev temui pendukung Trump pasca-pemilu, tambah tuduhan spionase. Meski ditolak, peranannya tunjukkan ia arsitek bayangan: bukan Lavrov yang dominan, tapi Dmitriev yang “paham Trump seperti orang bisnis.”

Kontroversi dan Tuduhan: Slush Fund, Spionase, dan Ambisi Gila

Julukan “arsitek bayangan” tak lepas dari kontroversi. RDIF dianggap alat kleptokrasi Putin oleh AS, dengan Dmitriev tuduh sembunyikan aset di luar negeri via Anti-Corruption Foundation Alexei Navalny. Ia blacklist sejak 2022, tapi dapat waiver khusus untuk negosiasi—seperti pertemuan April 2025 di Gedung Putih. Tuduhan lain: hubungan dekat dengan intelijen Rusia, termasuk ID spesial FSB/SVR menurut investigasi Insider. Analis seperti Anton Barbashin sebut ia “ruthlessly ambitious,” naik peran meski minim pengalaman diplomatik. Di Moskow, ia bersaing dengan Lavrov dan Yuri Ushakov—trio power broker yang bikin strategi AS Putin jadi “quiet turf war.” Dmitriev, yang sering posting di X gaya Trump, klaim paham “Trump circle” di Ukraina. Meski Putin beri “high five” jika sukses, oposisi Rusia sebut ia propagandist. Kontroversi ini buat peranannya ambigu: pahlawan damai atau pion perang?

Kesimpulan

Kirill Dmitriev, arsitek bayangan diplomasi perang Rusia, wakili era baru Kremlin: campur bisnis dan intrik untuk navigasi sanksi Barat. Dari latar Ukraina ke usulan 28 poin Miami, ia dorong jalan damai via ekonomi, tapi kontroversi spionase dan ambisi gila buat perannya penuh bayang. Di 2025 yang penuh ketegangan Trump-Putin, Dmitriev jadi kunci—bukan diplomat formal, tapi deal-maker yang paham untung rugi. Jika rencana sukses, ia hero; kalau gagal, simbol kegagalan. Bagi Ukraina dan dunia, sosok ini ingatkan diplomasi modern: tak selalu di meja resmi, tapi di balik pintu tertutup, di mana keuangan dan kekuasaan saling silang. Rusia butuh seperti Dmitriev untuk bertahan; pertanyaannya, apakah dunia siap tangani arsitek bayangan ini?

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *