Prabowo Debut di KTT BRICS. Presiden Indonesia Prabowo Subianto menandai debutnya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6-7 Juli 2025. Kehadiran ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, yang resmi menjadi anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025, menyusul ekspansi blok yang kini mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Dengan tema “Memperkuat Kerja Sama Global Selatan untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan,” Prabowo memposisikan Indonesia sebagai “bridge builder” dalam menghadapi isu global seperti ekonomi, keamanan, dan perubahan iklim. Artikel ini mengulas debut Prabowo, agenda yang dibawa, serta dampaknya bagi posisi Indonesia di panggung dunia. berita bola
Latar Belakang Keanggotaan Indonesia di BRICS
Indonesia memutuskan bergabung dengan BRICS setelah proses panjang. Pada 2023, Presiden Joko Widodo menahan diri dari keanggotaan, memilih mengkaji manfaat ekonomi terlebih dahulu. Namun, sejak dilantik pada Oktober 2024, Prabowo menjadikan BRICS sebagai prioritas, mengirim Menteri Luar Negeri Sugiono ke KTT BRICS di Kazan, Rusia, untuk menyampaikan ketertarikan Indonesia. Pada Januari 2025, Brasil, sebagai ketua BRICS, mengesahkan keanggotaan Indonesia, menjadikannya negara Asia Tenggara pertama yang bergabung. Keanggotaan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat pengaruh Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-16 dan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia.
Debut Prabowo di KTT BRICS
Prabowo tiba di Pangkalan Angkatan Udara Galeão, Rio de Janeiro, pada 5 Juli 2025, pukul 06.30 waktu setempat, disambut dengan upacara militer dan pejabat tinggi Brasil, termasuk Duta Besar Laudemar Gonçalves de Aguiar Neto. KTT yang diadakan di Museum of Modern Art (MMA) ini dihadiri lebih dari 30 pemimpin dari negara anggota dan mitra BRICS, seperti Malaysia dan Vietnam. Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan posisi Indonesia sebagai “jembatan” untuk meredam ketegangan geopolitik dan memajukan kerja sama ekonomi. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi di bidang perdagangan, investasi, kecerdasan buatan, dan perubahan iklim, sejalan dengan tema KTT.
Ketiadaan Presiden Rusia Vladimir Putin (hadir melalui video link karena kewajiban ICC Brasil) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (diwakili Perdana Menteri Li Qiang) memberikan ruang bagi Prabowo dan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk memimpin diskusi. Prabowo menekankan pentingnya multilateralisme dan reformasi tata kelola global, menghindari pernyataan yang dapat memicu konfrontasi, seperti isu tarif AS yang diusung Presiden Donald Trump.
Agenda Indonesia di KTT
Indonesia membawa sejumlah agenda strategis ke KTT BRICS. Pertama, Prabowo mendorong kerja sama ekonomi melalui akses ke New Development Bank (NDB) untuk mendanai proyek infrastruktur dan ketahanan pangan. Ia juga mengusulkan kolaborasi teknologi, termasuk tata kelola kecerdasan buatan, untuk mendukung inovasi di Indonesia. Kedua, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi damai untuk konflik global, seperti di Timur Tengah, sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif berdasarkan UUD 1945. Ketiga, ia mempromosikan kerja sama iklim menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB di Brasil pada November 2025, menekankan perlunya pendanaan untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Selain KTT, Prabowo dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Brasília pada 8-9 Juli untuk memperkuat kerja sama perdagangan, energi, dan pendidikan. Kunjungan ini juga mencakup pembahasan potensi kolaborasi penyelidikan atas kematian pendaki Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani, menunjukkan upaya menjaga hubungan diplomatik yang harmonis.
Dampak Debut Prabowo: Prabowo Debut di KTT BRICS
Debut Prabowo di KTT BRICS memperkuat citra Indonesia sebagai pemain global yang relevan. Keanggotaan BRICS memberikan akses ke pasar yang mewakili 37,3% PDB global, membuka peluang investasi dan perdagangan. Namun, Indonesia harus berhati-hati menghadapi ketegangan geopolitik, terutama ancaman tarif 100% dari AS jika BRICS mendorong dedolarisasi. Posisi “bridge builder” yang diusung Prabowo mencerminkan strategi Indonesia untuk tetap netral, menjaga hubungan baik dengan AS, Tiongkok, dan Rusia, sambil memajukan kepentingan Global South.
Kehadiran Prabowo juga memicu antusiasme di kalangan warga Indonesia di Brasil, yang melihatnya sebagai simbol harapan agar Indonesia lebih diperhitungkan dunia. Media lokal mencatat bahwa kehadirannya “menyedot perhatian,” memperkuat persepsi Indonesia sebagai “raksasa dari selatan” yang kini memiliki suara lebih kuat di panggung global.
Penutup: Prabowo Debut di KTT BRICS
Debut Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS 2025 menandai langkah penting Indonesia dalam memperkuat posisinya di dunia. Dengan mengusung peran sebagai “bridge builder,” Prabowo berhasil menyuarakan kepentingan Indonesia dalam kerja sama ekonomi, teknologi, dan iklim, sambil menjaga netralitas di tengah ketegangan geopolitik. Keanggotaan BRICS membuka peluang besar, tetapi juga menuntut diplomasi cerdas untuk menyeimbangkan kepentingan global dan domestik. KTT ini bukan hanya debut Prabowo, tetapi juga awal baru bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan yang lebih berpengaruh di tata kelola dunia yang inklusif dan berkelanjutan.
Leave a Reply