Beijing Saat Ini Sedang Dilanda Banjir Terburuk

beijing-saat-ini-sedang-dilanda-banjir-terburuk

Beijing Saat Ini Sedang Dilanda Banjir Terburuk. Beijing, ibu kota Tiongkok, tengah dilanda banjir hebat yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah modern kota ini. Hujan deras yang mengguyur sejak akhir Juli 2025 telah menyebabkan kerusakan parah, merendam desa-desa, dan memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Sementara Arsenal menghadapi tantangan dengan cedera Kai Havertz dan adaptasi Viktor Gyokeres yang belum menemukan chemistry, Beijing berjuang melawan bencana alam yang menguji ketangguhan infrastruktur dan sistem tanggap daruratnya. Kapan banjir ini terjadi, berapa banyak korban yang telah jatuh, dan kapan situasi ini diperkirakan membaik? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA LAINNYA

Kapan Banjir Ini Terjadi
Hujan deras mulai mengguyur Beijing dan wilayah sekitarnya sejak Sabtu, 23 Juli 2025, dan intensitasnya meningkat tajam pada Senin, 28 Juli 2025. Distrik Miyun dan Yanqing, yang terletak di wilayah pegunungan utara Beijing, menjadi pusat terparah banjir ini. Hujan dengan curah hingga 543 mm dalam beberapa hari—hampir setara dengan curah hujan tahunan Beijing—memicu banjir bandang dan tanah longsor. Jalanan di Taishitun, Miyun, berubah menjadi sungai berlumpur, dengan air cokelat membanjiri rumah-rumah dan merobohkan tiang listrik. Pemerintah Beijing mengeluarkan peringatan banjir level tertinggi pada Senin malam, memerintahkan warga untuk tetap di dalam rumah dan menutup sekolah serta tempat wisata seperti Summer Palace dan Beijing Zoo. Hujan sempat reda pada Selasa, 29 Juli 2025, namun peringatan akan hujan susulan dikeluarkan hingga awal Agustus, menambah kekhawatiran akan kerusakan lebih lanjut.

Apakah Banjir Ini Sudah Memakan Korban
Banjir ini telah menyebabkan dampak tragis, dengan setidaknya 44 orang dilaporkan tewas per 31 Juli 2025. Sebanyak 31 korban jiwa berasal dari sebuah panti jompo di Taishitun, Miyun, yang terendam air hingga setinggi lutut, membuat banyak penghuni lanjut usia yang sulit bergerak menjadi korban. Selain itu, 10 orang tewas dalam sebuah minibus yang tersapu banjir di Provinsi Shanxi, dan delapan lainnya meninggal akibat longsor di Chengde, kota tetangga Beijing. Lebih dari 80.000 warga telah dievakuasi, termasuk 17.000 dari Miyun, ke sekolah-sekolah dan gedung pemerintah yang dijadikan tempat penampungan sementara. Kerusakan infrastruktur juga parah, dengan lebih dari 130 desa kehilangan listrik dan puluhan jalan rusak, menyulitkan upaya penyelamatan. Presiden Xi Jinping memerintahkan upaya penyelamatan maksimal, namun banyak warga, seperti keluarga di Liulimiao, Huairou, masih terjebak tanpa akses jalan atau sinyal komunikasi.

Kapan Perkiraan Banjir Ini Akan Surut
Meskipun hujan sempat reda pada Selasa, 29 Juli 2025, memberikan kesempatan bagi tim penyelamat untuk mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan, otoritas cuaca Beijing memperingatkan bahwa hujan susulan diperkirakan hingga awal Agustus 2025, dengan curah hingga 200 mm di beberapa wilayah. Banjir diperkirakan baru akan surut sepenuhnya setelah hujan berhenti total, kemungkinan pada pertengahan Agustus, tergantung pada kondisi cuaca. Otoritas telah melepaskan air dari Bendungan Miyun, yang mencapai kapasitas tertinggi sejak dibangun pada 1959, untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, namun ini meningkatkan risiko banjir di wilayah hilir. Upaya pemulihan, termasuk perbaikan jalan dan jaringan listrik, diperkirakan memakan waktu berminggu-minggu, terutama di daerah terpencil seperti Huairou dan Yanqing. Pemerintah telah mengalokasikan 350 juta yuan untuk bantuan bencana, namun warga seperti Zhuang Zhelin di Taishitun, yang tokohnya terendam air setinggi 1,5 meter, masih menghadapi kerugian besar tanpa jaminan asuransi yang memadai.

Kesimpulan: Beijing Saat Ini Sedang Dilanda Banjir Terburuk
Banjir terburuk yang melanda Beijing pada Juli-Agustus 2025 telah meninggalkan luka mendalam, dengan puluhan korban jiwa, ribuan warga terdampak, dan infrastruktur yang porak-poranda. Sementara Arsenal bergulat dengan cedera Havertz dan adaptasi Gyokeres, Beijing menghadapi tantangan alam yang jauh lebih besar, menguji ketahanan kota ini terhadap perubahan iklim dan sistem drainase yang ketinggalan zaman. Meski upaya penyelamatan berjalan intensif, dengan ribuan personel TNI-Polri dan helikopter dikerahkan, banjir ini menyingkap kelemahan dalam kesiapan darurat, terutama di wilayah rentan seperti Miyun. Dengan prediksi hujan susulan hingga awal Agustus, pemulihan penuh masih jauh, dan warga Beijing diimbau tetap waspada. Bencana ini menjadi pengingat bahwa kota-kota besar seperti Beijing harus berinvestasi lebih besar pada infrastruktur tahan bencana untuk menghadapi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Solidaritas masyarakat dan respon cepat pemerintah kini menjadi kunci untuk membangun kembali kehidupan di ibu kota Tiongkok ini.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *