Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Thailand Sebut 9 Tentaranya Tewas dari Serangan Kamboja

thailand-sebut-9-tentaranya-tewas-dari-serangan-kamboja

Thailand Sebut 9 Tentaranya Tewas dari Serangan Kamboja. Thailand mengonfirmasi kematian sembilan tentaranya dalam bentrokan bersenjata dengan Kamboja di sepanjang perbatasan yang diperebutkan, Rabu, 10 Desember 2025. Bentrokan ini, yang dimulai sejak Senin lalu, jadi yang terburuk sejak gencatan senjata yang dibrokerkan Donald Trump pada Juli 2025. Militer Thailand sebut serangan Kamboja menggunakan roket dan artileri sebagai pemicu, meski Phnom Penh tuduh sebaliknya. Total korban jiwa kini mencapai 13 orang, termasuk warga sipil Kamboja, dan lebih dari 500.000 orang mengungsi dari enam provinsi Thailand dan lima di Kamboja. Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul sebut ini “serangan tidak beralasan,” sementara Kamboja tuntut investigasi internasional. Situasi tegang ini ancam stabilitas ASEAN, di mana kedua negara saling tuduh langgar kesepakatan Oktober lalu. INFO SLOT

Kronologi Bentrokan yang Memanas: Thailand Sebut 9 Tentaranya Tewas dari Serangan Kamboja

Bentrokan meledak pada 8 Desember 2025, saat Thailand lakukan operasi darat dan udara dengan jet F-16 di beberapa lokasi perbatasan, gunakan senjata ringan, senapan mesin, mortar, dan artileri. Thailand klaim ini respons atas serangan Kamboja di wilayah seperti Sisaket dan Ubon Ratchathani, yang tewaskan satu tentara dan luka delapan lainnya. Kamboja balas tuduhan: serangan Thailand sejak dini hari 8 Desember tewaskan empat warga sipil di Oddar Meanchey dan Preah Vihear, plus luka 10 orang. Pada 9 Desember, pertempuran meluas ke enam provinsi Thailand timur laut dan lima di utara Kamboja, dengan roket Kamboja targetkan 12 area depan. Thailand laporkan sembilan tentara tewas dan lebih dari 120 luka, sementara Kamboja sebut tujuh warga sipil tewas termasuk bayi, dan 20 luka serius. Ribuan warga lari ke kamp pengungsian seperti Chong Kal di Oddar Meanchey.

Tuduhan Silang dan Sejarah Konflik: Thailand Sebut 9 Tentaranya Tewas dari Serangan Kamboja

Kedua negara saling tuduh langgar gencatan senjata yang disepakati 26 Oktober 2025, setelah bentrokan Juli yang tewaskan 48 orang dan usir 300.000 warga. Thailand tuduh Kamboja pasang ranjau baru yang maimed satu tentara bulan lalu, picu suspensi de-escalasi seperti tarik pasukan dan bebas tawanan. Kamboja bantah, sebut tindakan mereka self-defense atas intrusi Thailand, termasuk drone pengintaian. Hun Sen, pemimpin de facto Kamboja, sebut serangan Thailand “inhuman dan brutal,” langgar deklarasi bersama. Thailand balas: Kamboja yang mulai tembak dulu di Nam Yuen, Ubon Ratchathani. Konflik akarnya dari sengketa batas sejak 2008 soal Preah Vihear Temple, situs UNESCO yang picu skirmish sporadis. Trump broker gencatan Juli, tapi ketegangan naik lagi pasca November, saat Thailand tahan 18 tentara Kamboja.

Dampak Kemanusiaan dan Ekonomi

Bentrokan ini sebabkan evakuasi massal: lebih dari 125.000 warga Thailand di pengungsian sementara di Buriram, sementara Kamboja laporkan 60.000 pengungsi. Kamp seperti Chong Kal penuh keluarga, dengan anak-anak makan di tenda darurat. Akses medis terganggu, dan bantuan PBB mulai masuk via ASEAN. Ekonomi terpukul: perdagangan perbatasan tutup, rugi Rp 500 miliar harian untuk kedua negara. Sektor pariwisata Preah Vihear anjlok 70 persen, dan pekerja migran Kamboja di Thailand lari pulang di tengah diskriminasi. Thailand larang drone di provinsi perbatasan, sementara Kamboja turunkan hubungan diplomatik ke level terendah, usir duta besar Thailand. Ribuan warga sipil, termasuk bayi, jadi korban tak berdosa, picu protes di Bangkok dan Phnom Penh.

Respons Internasional dan Upaya Diplomasi

ASEAN gelar rapat darurat Kamis pagi di Jakarta, libatkan menteri luar negeri Thailand dan Kamboja. Trump sebut siap telepon kedua pemimpin untuk hentikan pertempuran, seperti Juli lalu. China dan AS pantau ketat, khawatir eskalasi regional. Hun Sen minta kesabaran militer, tapi sebut “redline” sudah ditetapkan. Anutin Charnvirakul bilang diplomasi sia-sia tanpa Kamboja patuh syarat Thailand. ICJ mungkin dipanggil ulang untuk batas Preah Vihear, tapi proses lambat. Aktivis hak asasi tuntut investigasi independen soal target sipil. Kedua militer tarik berat senjata, tapi ketegangan tetap tinggi—Thailand targetkan “nonaktifkan” militer Kamboja jangka panjang.

Kesimpulan

Konfirmasi Thailand atas kematian sembilan tentaranya dari serangan Kamboja jadi eskalasi pahit dalam konflik batas yang panjang. Dari tuduhan silang hingga dampak kemanusiaan yang menyedihkan, ini ancam stabilitas ASEAN. Diplomasi darurat Trump dan ASEAN jadi harapan, tapi sejarah tunjukkan butuh kompromi nyata. Korban sipil tak boleh sia-sia—kedua negara harus prioritaskan perdamaian, agar Preah Vihear jadi simbol persaudaraan, bukan perang. Musim hujan ini, warga perbatasan pantas dapat kedamaian, bukan peluru.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *