80 Siswa Kulon Progo Diduga Keracunan Makanan Gratis Bergizi. Hari Kamis, 31 Juli 2025, menjadi hari yang sial untuk puluhan siswa di Kulon Progo, Yogyakarta, usai 80 pelajar dari beberapa sekaolah di Kapaneon Wates dilaporkan mengalami keracunan usai memakan makanan bergizi gratis (MGB). Insiden ini terjadi di SMP Negeri 3 Wates, SMP Muhammadiyah 2 Wates, SDN Triharjo, dan SDN Sogan. Para siswa mengeluh mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi menu MBG berupa nasi, ayam, tahu, dan sayuran yang disediakan pada Rabu, 30 Juli 2025. Dinas Kesehatan Kulon Progo langsung turun tangan, mengambil sampel makanan, muntahan, dan tinja untuk diuji di laboratorium. Kejadian ini memicu kekhawatiran warga dan memunculkan pertanyaan soal pengawasan program MBG. BERITA LAINNYA
Kenapa BPOM Tidak Melihat Makanan Sebelum Dikirim?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memiliki peran penting dalam memastikan keamanan pangan, namun dalam kasus ini, pengawasan sebelum distribusi MBG tampaknya tidak dilakukan secara ketat. Menu MBG disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Sehati di Kulwaru, Wates, yang mengklaim telah mengikuti prosedur ketat, termasuk penggunaan APD dan pemantauan proses pengolahan. Namun, tidak ada laporan pemeriksaan rutin oleh BPOM terhadap makanan sebelum didistribusikan ke sekolah. Penyebab pasti keracunan masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLLK), yang membutuhkan waktu hingga 14 hari. Dugaan sementara menunjukkan adanya kontaminasi bakteri, seperti Salmonella atau E.coli, yang sering ditemukan pada kasus serupa di daerah lain.
Apakah Korban Mendapatkan Kompensasi?
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan siswa ditanggung penuh, sesuai aturan penanganan keadaan darurat massal. Para siswa yang mengalami gejala mendapat perawatan di Puskesmas Wates, dengan sebagian besar diizinkan pulang setelah menerima obat pereda mual dan penanganan awal. Tidak ada laporan rawat inap, menandakan gejala yang dialami relatif ringan. Namun, hingga kini, belum ada pernyataan resmi mengenai kompensasi lain, seperti ganti rugi atas ketidaknyamanan atau dampak psikologis bagi siswa dan orang tua. Orang tua menyuarakan kekecewaan, menilai program MBG yang seharusnya menyehatkan justru membahayakan anak-anak mereka.
Apa Langkah Pemerintah Dalam Mengatasi Tindakan Ini?
Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kulon Progo bergerak cepat dengan melakukan investigasi dan pendataan sejak laporan diterima pukul 07.30 WIB pada 31 Juli 2025. Sampel makanan telah dikirim ke BLLK untuk analisis mendalam. Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, memastikan penanganan medis menjadi prioritas, sementara evaluasi menyeluruh terhadap SPPG sedang dilakukan. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Meski demikian, belum ada keputusan apakah distribusi MBG akan dihentikan sementara di Kulon Progo, seperti yang dilakukan di beberapa daerah lain setelah kasus serupa.
Kesimpulan: 80 Siswa Kulon Progo Diduga Keracunan Makanan Gratis Bergizi
Insiden keracunan 80 siswa di Kulon Progo menyoroti lemahnya pengawasan dalam program MBG. Ketidakjelasan peran BPOM sebelum distribusi dan minimnya evaluasi berkala terhadap penyedia makanan menjadi celah yang membahayakan. Meski pemerintah sigap menangani korban, kepercayaan masyarakat terhadap program ini mulai goyah. Diperlukan langkah konkret, seperti pengawasan ketat dan standar keamanan pangan yang lebih tinggi, agar MBG benar-benar bermanfaat tanpa membawa risiko.
Leave a Reply