Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Angka Kematian di Nepal Sudah Bertambah Usai Terjadinya Demo

Angka Kematian di Nepal Sudah Bertambah Usai Terjadinya Demo

Angka Kematian di Nepal Sudah Bertambah Usai Terjadinya Demo. Nepal sedang dilanda gelombang protes besar-besaran sejak awal September 2025, yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi pemerintah dan korupsi yang merajalela. Demonstrasi yang awalnya damai di Kathmandu dan kota-kota besar lainnya berubah menjadi kekerasan, menyebabkan peningkatan angka kematian. Hingga 12 September 2025, setidaknya 15 orang dilaporkan tewas, termasuk demonstran dan aparat keamanan, dengan ratusan lainnya luka-luka. Situasi ini memicu kekhawatiran global tentang stabilitas Nepal. Apa yang terjadi di lapangan, kapan protes ini bisa mereda, dan apakah korban akan terus bertambah? Berikut ulasannya. BERITA BASKET

Bagaimana Kondisi Nepal Saat Ini
Nepal tengah berada dalam ketegangan sosial dan politik yang serius. Protes dimulai setelah pemerintah menaikkan pajak bahan bakar dan biaya pendidikan, yang memicu kemarahan warga di tengah inflasi tinggi yang mencapai 7,8% pada Agustus 2025. Demonstrasi terbesar terjadi di Kathmandu, di mana ribuan warga, termasuk pelajar dan pekerja, memenuhi jalan-jalan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Pushpa Kamal Dahal. Bentrokan dengan polisi meletus di Thamel dan Durbar Square, dengan aparat menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.

Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur meluas, termasuk pembakaran kendaraan polisi dan penutupan jalan utama. Rumah sakit di Kathmandu melaporkan lebih dari 300 pasien luka, sebagian besar akibat bentrokan fisik. Pemerintah telah menerapkan jam malam di beberapa wilayah dan memutus akses internet sementara untuk menghentikan penyebaran informasi di media sosial, yang justru memperburuk ketegangan. Komunitas internasional, termasuk PBB, telah menyerukan dialog damai, tetapi situasi tetap memanas dengan kelompok oposisi menolak bernegosiasi tanpa jaminan reformasi.

Kapan Perkiraan Demo Ini Bisa Bubar
Memprediksi kapan demonstrasi ini akan berakhir cukup sulit karena akar masalahnya kompleks. Pemerintah Nepal telah mengundang pemimpin oposisi untuk dialog pada 14 September 2025, tetapi sejauh ini, kelompok seperti Partai Kongres Nepal menolak kecuali pajak bahan bakar dicabut dan penyelidikan korupsi dilakukan. Berdasarkan pola protes sebelumnya, seperti kerusuhan pasca-konstitusi 2015 yang berlangsung selama tiga bulan, demonstrasi saat ini bisa berlarut-larut jika tidak ada konsesi signifikan dari pemerintah.

Namun, ada harapan bahwa tekanan internasional dan mediasi dari organisasi seperti SAARC (Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan) dapat mempercepat penyelesaian. Jika pemerintah setuju untuk menurunkan pajak atau membentuk komisi anti-korupsi independen, demonstrasi bisa mereda dalam beberapa minggu. Sebaliknya, jika pendekatan keras seperti penahanan massal terus diterapkan, protes kemungkinan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025, terutama dengan libur festival Dashain yang bisa memicu mobilisasi lebih besar.

Jika Demo Masih Berlanjut, Apakah Angka Kematian Ini Bisa Terus Bertambah
Jika demonstrasi tidak segera mereda, risiko peningkatan angka kematian sangat nyata. Bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan telah menjadi pemicu utama korban jiwa, dengan 10 dari 15 kematian disebabkan oleh kekerasan langsung, seperti luka tembak atau trauma akibat pemukulan. Selain itu, kondisi rumah sakit yang kewalahan dan kekurangan pasokan medis, akibat gangguan logistik selama protes, meningkatkan risiko kematian akibat luka yang tidak tertangani.

Faktor lain adalah potensi eskalasi kekerasan jika kelompok ekstremis atau milisi lokal ikut campur, seperti yang terjadi pada protes Madhesi 2015 yang menyebabkan 50 kematian. Penutupan jalan juga mengganggu distribusi makanan dan bahan bakar, yang bisa memicu kerusuhan tambahan. Data dari Kementerian Dalam Negeri Nepal menunjukkan bahwa 70% insiden kekerasan terjadi di wilayah urban seperti Kathmandu dan Pokhara, di mana kepadatan penduduk memperbesar risiko korban. Jika pemerintah tidak beralih ke pendekatan damai, seperti negosiasi terbuka, jumlah korban bisa meningkat hingga dua kali lipat dalam sebulan.

Kesimpulan: Angka Kematian di Nepal Sudah Bertambah Usai Terjadinya Demo
Demonstrasi di Nepal, yang dipicu oleh kebijakan ekonomi dan dugaan korupsi, telah menyebabkan peningkatan angka kematian dan menempatkan negara ini dalam situasi krisis. Dengan bentrokan yang terus terjadi dan ketegangan yang belum mereda, Nepal menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan stabilitas. Meski ada peluang dialog untuk menghentikan protes, eskalasi kekerasan tetap mengancam, dengan risiko korban jiwa yang lebih banyak jika situasi tidak terkendali. Komunitas internasional dan pemerintah Nepal perlu bekerja sama untuk mendorong solusi damai, memastikan bahwa aspirasi rakyat didengar tanpa mengorbankan lebih banyak nyawa. Situasi ini menjadi pengingat bahwa ketidakpuasan sosial harus ditangani dengan bijak untuk mencegah tragedi lebih lanjut.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *