Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Politisi Oposisi Sri Lanka Ditembak di Kantornya

politisi-oposisi-sri-lanka-ditembak-di-kantornya

Politisi Oposisi Sri Lanka Ditembak di Kantornya. Malam Rabu, 22 Oktober 2025, kota pantai Weligama di Sri Lanka berubah jadi panggung tragedi saat Lasantha Wickramasekara, politisi oposisi berusia 38 tahun dan ketua dewan kota setempat, ditembak mati di kantornya sendiri. Insiden ini terjadi saat ia sedang bertemu konstituen, dengan dua penyerang bersenjata datang naik motor, masuk ruangan, dan tembak beberapa kali sebelum kabur. Wickramasekara, anggota partai oposisi utama, tewas seketika—sebuah pukulan telak bagi oposisi yang sudah rapuh pasca-krisis ekonomi 2022. Polisi langsung blokir jalan dan selidiki, tapi hingga pagi ini, pelaku masih buron. Ini bukan kasus terisolasi; Sri Lanka alami gelombang kekerasan politik baru, dengan tiga pembunuhan serupa sejak Agustus. Di tengah pemulihan ekonomi yang lambat dan ketegangan etnis, insiden ini picu kemarahan publik dan tuntutan keadilan. Presiden Anura Kumara Dissanayake sebut ini “serangan terhadap demokrasi”, tapi oposisi tuduh pemerintah gagal lindungi suara kritis. Bagi Weligama, yang bergantung pada pariwisata, ini luka baru yang bisa usir investor. REVIEW FILM

Detail Insiden: Serangan Cepat di Kantor Sederhana: Politisi Oposisi Sri Lanka Ditembak di Kantornya

Wickramasekara sedang rapat rutin dengan warga sekitar pukul 19.30 waktu setempat saat dua pria bertopeng masuk kantornya di pusat Weligama, sekitar 140 km selatan Kolombu. Menurut saksi, penyerang naik motor hitam tanpa pelat, langsung tembak enam kali ke arah korban yang duduk di meja kerjanya—empat peluru mengenai dada dan kepala. Ia jatuh seketika, sementara dua konstituen luka ringan akibat pecahan kaca. Polisi tiba 10 menit kemudian, tapi pelaku sudah lenyap ke jalan pantai yang ramai. CCTV jalan utama tangkap gambar buram motor itu, dan forensik temukan selongsong 9mm—senjata umum di kalangan geng lokal. Wickramasekara, yang terpilih ketua dewan 2023 lewat platform anti-korupsi, sering kritik pemerintah soal rekonstruksi pasca-banjir 2024. Keluarganya bilang ia terima ancaman telepon dua minggu lalu, tapi polisi tak ambil serius. Insiden ini mirip pembunuhan politisi oposisi di Matara Juni lalu, di mana pelaku juga kabur naik motor—pola yang tunjukkan jaringan terorganisir.

Konteks Kekerasan Politik: Gelombang yang Tak Kunjung Surut: Politisi Oposisi Sri Lanka Ditembak di Kantornya

Sri Lanka hadapi lonjakan kekerasan politik sejak krisis ekonomi 2022 yang picu protes massal dan mundurnya presiden Gotabaya Rajapaksa. Oposisi, yang kuat kritik nepotisme dan korupsi, jadi target utama—tiga politisi tewas ditembak sejak Agustus, termasuk anggota dewan di Jaffna yang kritik proyek infrastruktur. Analis bilang ini balas dendam kelompok ekstremis terkait partai berkuasa, yang takut pemilu 2026. Di Weligama, daerah nelayan yang pulih dari tsunami 2004, Wickramasekara populer karena kampanye anti-korupsi pelabuhan—ia tuduh pejabat daerah kolusi dengan mafia impor. Konteks etnis tambah rumit: Sri Lanka masih trauma perang saudara 1983-2009, dan kekerasan ini picu ketakutan flare-up di utara Tamil. Oposisi nasional, dipimpin Sajith Premadasa, tuntut investigasi independen, bilang “ini upaya bunuh demokrasi”. Data polisi tunjukkan 20 kasus kekerasan politik tahun ini, naik 50 persen dari 2024—banyak tak terpecahkan, erosi kepercayaan publik.

Respons Pemerintah dan Masyarakat: Tuntutan Keadilan yang Membara

Pemerintah langsung respon: polisi bentuk tim khusus dengan 50 personel, periksa 20 tersangka terkait geng lokal, dan tingkatkan patroli di 10 kota pantai. Presiden Dissanayake, yang janji reformasi pasca-krisis, sebut ini “serangan terhadap stabilitas” dan janji hadiah 5 juta rupee untuk info pelaku. Tapi oposisi tuduh pemerintah tutupi, ingat kasus serupa 2023 yang mandek. Masyarakat Weligama langsung protes: ratusan warga blokir jalan pagi ini, bakar ban dan tuntut keamanan lebih baik—polisi tabur gas air mata untuk bubarkan. Di Kolombu, demonstrasi oposisi tarik 2.000 orang, dengan spanduk “Lindungi Suara Kami”. Komunitas internasional ikut: AS dan UE tuntut investigasi transparan, sementara PBB sebut ini “langkah mundur hak asasi”. Keluarga Wickramasekara, yang tinggalkan istri dan dua anak, gelar doa malam ini di pantai—simbol kesedihan yang dalam. Respons ini tunjukkan retak: pemerintah janji cepat, tapi masyarakat ragu, khawatir kekerasan lanjut jelang pemilu.

Kesimpulan

Pembunuhan Lasantha Wickramasekara di kantornya adalah pukulan telak bagi oposisi Sri Lanka, bagian dari gelombang kekerasan yang erosi demokrasi rapuh pasca-krisis. Dari detail serangan cepat hingga konteks politik panas, insiden ini ingatkan betapa rentannya suara kritis di tengah ketegangan etnis dan ekonomi. Respons pemerintah dan protes masyarakat jadi ujian: jika investigasi gagal, kepercayaan publik bisa runtuh total. Sri Lanka butuh keadilan cepat, bukan janji kosong—karena satu tembakan tak cuma ambil nyawa, tapi juga harapan. Dunia pantau; jika kekerasan lanjut, pulau ini bisa kembali ke jurang perpecahan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *