Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Banyak Bantuan Masuk ke Gaza Usai Perang Berakhir

banyak-bantuan-masuk-ke-gaza-usai-perang-berakhir

Banyak Bantuan Masuk ke Gaza Usai Perang Berakhir. Dalam babak baru pasca-perang yang berlangsung dua tahun, Gaza mulai bernapas lega dengan banjir bantuan kemanusiaan yang masuk melalui perbatasan utara dan selatan. Pada 14 Oktober 2025, setelah gencatan senjata permanen diumumkan seminggu lalu, lebih dari 500 truk bantuan melintasi Kerem Shalom dan Rafah, membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan untuk jutaan warga yang hancur lebur. Ini bukan sekadar angka; ini harapan nyata bagi 2,3 juta penduduk yang kelaparan dan sakit selama konflik. PBB dan organisasi seperti Palang Merah Internasional puji akses yang lebih lancar, meski tantangan logistik masih ada. Bagi Gaza, yang infrastrukturnya 80 persen rusak, bantuan ini jadi pondasi rekonstruksi—dan bagi dunia, tanda bahwa diplomasi akhirnya menang atas kehancuran. BERITA TERKINI

Gelombang Bantuan yang Mengalir Cepat: Banyak Bantuan Masuk ke Gaza Usai Perang Berakhir

Sejak gencatan senjata efektif pada 7 Oktober, bantuan mengalir deras seperti sungai yang lama kering. Pada hari pertama, 300 truk lewati Kerem Shalom dengan 1.200 ton makanan kaleng, tepung, dan susu bubuk—cukup untuk 500 ribu orang selama seminggu. Rafah, yang sempat tertutup rapat, buka lebar untuk 200 truk obat dan peralatan medis, termasuk vaksin dan antibiotik untuk cegah wabah di tenda pengungsian. Ini lonjakan besar dari rata-rata 100 truk per hari selama perang, di mana blokade Israel batasi aliran hingga 10 persen kebutuhan. PBB catatkan 11 juta dolar dana darurat dilepas untuk distribusi, fokus anak-anak yang 40 persennya alami stunting akibat kelaparan kronis. Tim bantuan seperti UNICEF langsung sebarkan tenda medis di Khan Younis dan Jabalia, vaksinasi 50 ribu anak dalam 48 jam. Ini bukan bantuan biasa; ia dirancang untuk jangka panjang, dengan kit air bersih dan panel surya untuk sekolah darurat. Warga Gaza, yang sempat ragu, kini antre panjang di titik distribusi, ungkapkan syukur lewat sorak dan pelukan sukarelawan.

Tantangan Logistik dan Koordinasi yang Masih Ada: Banyak Bantuan Masuk ke Gaza Usai Perang Berakhir

Meski banjir bantuan, tantangan tak hilang begitu saja. Jalur distribusi Gaza yang rusak parah—jalan berlubang dan jembatan roboh—buat truk mandek berjam-jam, tunda pengiriman ke utara seperti Beit Hanoun. Koordinasi antar-faksi juga rumit: Hamas yang mundur janji non-interferensi, tapi laporan awal sebut penjarahan sporadis di pinggiran. Israel, yang buka perbatasan tapi tetap inspeksi ketat, tolak 20 persen bantuan karena dugaan konten ganda pakai. PBB dan Mesir, yang urus Rafah, bentuk tim gabungan untuk pantau alur—hasilnya, 90 persen truk lolos inspeksi dalam 24 jam, rekam jejak tercepat sejak 2023. Di sisi lain, bantuan medis prioritas utama: 300 ton obat masuk untuk tangani 100 ribu kasus infeksi pernapasan akibat debu bom. Ini koordinasi global: AS kirim 50 juta dolar, Eropa tambah 100 juta, dan negara Arab seperti UEA bawa pesawat kargo dengan peralatan bedah. Tantangan ini ingatkan bahwa rekonstruksi Gaza butuh bulan, bukan hari—tapi alur bantuan yang lancar jadi sinyal positif untuk kepercayaan internasional.

Dampak Langsung bagi Warga dan Harapan Rebuild

Bantuan ini langsung ubah wajah Gaza yang porak-poranda. Di Rafah, keluarga yang sempat makan sekali sehari kini dapat paket makanan tiga hari, lengkap beras, minyak, dan sayur kaleng—cukup untuk stabilkan gizi 200 ribu orang. Rumah sakit Al-Shifa, yang hampir tutup, kembali operasi dengan generator diesel dan oksigen baru, tangani 500 pasien harian. Anak-anak di kamp pengungsi Gaza utara mulai sekolah darurat dengan buku dan tenda kelas, kurangi trauma perang lewat program psikososial. Dampaknya tak terukur: tingkat kematian bayi turun 15 persen dalam seminggu, dan pasar lokal mulai ramai dengan barang bantuan yang dijual murah. Harapan rebuild menyala: PBB rencanakan proyek air bersih untuk 1 juta orang, sementara bank dunia janji 500 juta untuk infrastruktur. Warga seperti Fatima, ibu tiga anak di Deir al-Balah, bilang bantuan ini “cahaya setelah kegelapan”—bukan akhir perjuangan, tapi awal pemulihan. Ini juga dorong dialog politik: Hamas dan otoritas Palestina sepakat bagi bantuan adil, langkah pertama menuju pemerintahan tunggal.

Kesimpulan

Banjir bantuan ke Gaza pasca-perang jadi tanda harapan di tengah puing-puing, dengan 500 truk pertama yang masuk ubah kelaparan jadi ketahanan sementara. Dari makanan hingga obat, alur ini tak sempurna—tantangan logistik dan politik masih ada—tapi koordinasi global tunjukkan kemauan dunia untuk bantu. Bagi 2,3 juta warga Gaza, ini bukan sekadar paket; ini janji masa depan yang lebih baik, di mana anak-anak bisa sekolah dan keluarga makan layak. Rebuild Gaza tak mudah, tapi dengan bantuan ini, langkah pertama sudah diambil—dan dunia harus lanjutkan, agar cahaya ini tak padam lagi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *