Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Israel Sedang Bersihkan Gencatan Senjata di Gaza

israel-sedang-bersihkan-gencatan-senjata-di-gaza

Israel Sedang Bersihkan Gencatan Senjata di Gaza. Insiden memanas di Gaza kembali mengguncang stabilitas kawasan pada 19 Oktober 2025, ketika Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dan langsung lakukan serangan udara yang tebusan 97 warga Palestina sejak pagi hari. Serangan itu, yang menargetkan posisi militan di Gaza City dan Rafah, jadi ujian pertama bagi truce rapuh yang baru diteken dua minggu lalu di Kairo. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sebut ini “penegakan hukum yang diperlukan”, tapi kantor media Gaza tuduh Israel langgar kesepakatan 80 kali dalam waktu singkat. Di tengah bantuan kemanusiaan yang sempat mengalir lancar, Israel sementara hentikan pasokan bantuan, picu kritik keras dari PBB dan kelompok hak asasi. Situasi ini ingatkan betapa gampangnya gencatan senjata retak di tengah konflik panjang, dengan korban jiwa yang terus bertambah dan harapan damai yang tipis. REVIEW FILM

Pelanggaran yang Picu Serangan Israel: Israel Sedang Bersihkan Gencatan Senjata di Gaza

Gencatan senjata yang diteken 5 Oktober lalu awalnya beri nafas segar: bantuan truk masuk Gaza setiap hari, dan pertukaran tahanan berjalan mulus. Tapi pagi 19 Oktober, militer Israel klaim Hamas tembak roket dari Gaza ke wilayah selatan Israel, langgar klausul “no fire zone”. Respons cepat: jet tempur Israel lakukan 15 serangan udara, target gudang senjata dan terowongan di Gaza City, tebusan 97 jiwa—termasuk 11 anggota keluarga di satu rumah yang hancur. Kantor media Gaza sebut ini “pembantaian keluarga”, sementara Hamas tuduh Israel gunakan insiden itu sebagai alasan untuk “bersihkan” truce. Gallant bilang serangan itu “terbatas”, tapi video amatir tunjukkan kehancuran luas, dengan tim penyelamat gali puing berjam-jam. Ini bukan pertama; sejak truce, pelanggaran kecil seperti tembakan sporadis sering terjadi, tapi kali ini eskalasi cepat. Analis militer sebut Israel gunakan momen untuk tekan Hamas, terutama setelah laporan intelijen soal senjata baru dari Iran. Korban sipil, mayoritas wanita dan anak, bikin situasi makin rumit, dengan rumah sakit Gaza overload lagi.

Respons Internasional yang Campur Aduk: Israel Sedang Bersihkan Gencatan Senjata di Gaza

Dunia bereaksi cepat tapi terpecah. PBB, lewat Sekjen Antonio Guterres, sebut serangan Israel “pelanggaran nyata” truce dan tuntut investigasi independen, ingatkan risiko kemanusiaan dengan 2 juta warga Gaza yang bergantung bantuan. Uni Eropa, lewat Josep Borrell, desak kedua pihak kembali meja negosiasi, tapi kritik Israel atas “proporsionalitas” respons. AS, sekutu utama Israel, beri pernyataan ambigu: juru bicara Gedung Putih sebut “kami dukung hak bela diri Israel” tapi “harap bantuan segera dilanjutkan”. Ini kontras dengan China dan Rusia yang langsung tuduh Israel “provokator”, tuntut sidang darurat Dewan Keamanan. Di Timur Tengah, Mesir dan Qatar—penjamin truce—hubungi kedua pihak untuk mediasi, tapi laporan Al Jazeera sebut negosiasi mandek karena Hamas tolak tuntutan Israel soal demiliterisasi. Demonstrasi pro-Palestina meledak di London dan Paris, tarik ribuan orang, sementara di Tel Aviv, warga tuntut pemerintah prioritaskan gencatan senjata untuk bebaskan sandera. Respons campur ini tunjukkan dunia capek konflik, tapi kurang tekanan konkret untuk hentikan eskalasi.

Dampak di Lapangan dan Harapan yang Tipis

Di Gaza, serangan Israel bikin kekacauan: rumah sakit Al-Shifa overload dengan 200 luka-luka, dan bantuan makanan yang sempat masuk kini terhenti, picu kelaparan di Rafah. Warga Gaza sebut ini “kembali ke neraka”, dengan anak-anak trauma ulang. Di Israel, roket Hamas tebusan dua tentara terluka, picu sirene di Sderot. Truce yang janjikan 30 hari gencatan untuk tukar tahanan kini goyah, dengan Hamas tuntut jaminan Israel tak serang lagi, sementara Netanyahu tekan kabinet untuk “penegakan keras”. Dampak ekonomi jelas: perdagangan Gaza lumpuh, dan investor mundur dari proyek rekonstruksi senilai 10 miliar dolar. Harapan tipis: mediator Qatar sebut negosiasi lanjut Rabu ini, tapi analis bilang peluang gagal 60 persen jika serangan berlanjut. Di tengah itu, kelompok hak asasi seperti Amnesty tuntut ICC investigasi kedua pihak atas pelanggaran perang.

Kesimpulan

Israel yang sedang “bersihkan” gencatan senjata di Gaza pada 19 Oktober 2025 picu eskalasi cepat, dengan tuduhan pelanggaran dari kedua pihak dan korban jiwa yang memilukan. Dari serangan udara yang tebusan 97 jiwa hingga respons internasional yang terpecah, situasi ini ingatkan betapa rapuhnya perdamaian di kawasan. Dampak di lapangan—dari kelaparan hingga trauma—bikin harapan tipis, tapi mediasi Qatar beri celah kecil. Konflik ini tak hanya soal politik, tapi nyawa manusia; dunia butuh tekanan lebih kuat untuk truce yang tahan. Israel dan Hamas punya pilihan: eskalasi atau dialog—pilihan yang tentukan nasib Gaza besok.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *