Malaysia Mengusulkan Damai Untuk Thailand dan Kamboja

malaysia-mengusulkan-damai-untuk-thailand-dan-kamboja

Malaysia Mengusulkan Damai Untuk Thailand dan Kamboja. Ketegangan yang terjadi di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali terjadi lagi dan memanas pada tanggal 24 Juli 2025, dengan adanya baku tembak di wilayah sengketa Kuil Ta Moan Thom yang banyak menewaskan sejumlah warga sipil dan juga melukai beberapa tentara. Di tengah eskalasi ini, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, sebagai Ketua ASEAN 2025, mengusulkan perdamaian, mendesak kedua negara untuk menghentikan permusuhan dan memulai negosiasi. Malaysia, dengan hubungan erat bersama kedua negara, berupaya meredakan konflik yang mengancam stabilitas kawasan. Apa hubungan Malaysia dengan Thailand dan Kamboja, apakah perdamaian mungkin tercapai, dan bagaimana Indonesia bisa membantu? Berikut ulasannya! BERITA LAINNYA

Apa Hubungan Malaysia Dengan Kedua Negara Tersebut?

Malaysia mempunyai hubungan diplomatik dan ekomoni yang kuat dengan kedua negara tersebut, lalu diperkuat lagi melalui ASEAN. Dengan Thailand, Malaysia menjalin kerja sama perdagangan dengan nilai US$20 miliar pada 2024, terutama melalui perdagangan perbatasan di Sadao dan Kelantan. Kedua negara juga berkolaborasi dalam keamanan, pelatihan vokasi, dan pariwisata, termasuk inisiatif “Six Countries, One Destination” yang mencakup Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Malaysia juga memfasilitasi dialog damai untuk konflik separatis di Thailand Selatan sejak 2013, menunjukkan peran aktifnya sebagai mediator. Dengan Kamboja, Malaysia menjalin hubungan erat sejak Kamboja bergabung dengan ASEAN pada 1999, dengan investasi di sektor tekstil dan pertanian. Perdana Menteri Anwar Ibrahim memiliki hubungan personal dengan keluarga Shinawatra di Thailand dan Hun Sen di Kamboja, yang memperkuat posisi Malaysia sebagai penutur damai. Namun, tuduhan Thailand bahwa Malaysia mendukung separatis Pattani sempat memicu ketegangan, meski Malaysia membantah keras.

Apakah Kamboja dan Thailand Bisa Damai: Malaysia Mengusulkan Damai Untuk Thailand dan Kamboja

Perdamaian antara kedua negara dalam waktu yang singkat ini tampak sulit, tetapi bukan berarti hal ini mustahil. Bentrokan 24 Juli 2025 dipicu oleh sengketa Kuil Ta Moan Thom, bagian dari konflik perbatasan sejak 1907 akibat peta kolonial Prancis. Thailand bersikeras pada negosiasi bilateral melalui Joint Boundary Commission (JBC), sementara Kamboja ingin melibatkan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menyelesaikan sengketa empat wilayah, termasuk Ta Moan Thom. Setelah bentrokan Mei 2025 yang menewaskan seorang tentara Kamboja, kedua negara sempat sepakat menarik pasukan pada 29 Mei, namun eskalasi Juli menunjukkan rapuhnya gencatan senjata. Seruan Anwar Ibrahim pada 24 Juli untuk “stand down” dan memulai dialog mendapat respons positif dari PM Kamboja Hun Manet, yang menegaskan komitmen damai, meski Thailand tetap menolak ICJ. Sentimen nasionalis, seperti protes “Yellow Shirts” di Thailand, dan ketegangan diplomatik, termasuk pengusiran duta besar, mempersulit proses damai.

Solusi Utama Indonesia Untuk Membantu Kedua Negara Tersebut

Sebagai salah satu anggota senion ASEAN, Indosia memiliki pengalaman dalam mediasi yang dapat digunakan untuk membantu meredakan adanya konflik. Pada 2008, Indonesia berhasil menempatkan pengamat di perbatasan Thailand-Kamboja untuk mencegah bentrokan di Preah Vihear. Indonesia bisa mengusulkan pengawasan netral serupa di Ta Moan Thom, melibatkan pasukan ASEAN atau PBB untuk memastikan gencatan senjata. Selain itu, Indonesia dapat memfasilitasi dialog darurat di Jakarta, memanfaatkan hubungan baik dengan kedua negara dan pengalaman menyelesaikan konflik Aceh. Indonesia juga bisa mendorong JBC untuk segera bertemu, menawarkan bantuan teknis dalam pemetaan batas berdasarkan peta 1907, dan mengusulkan zona demiliterisasi sementara di wilayah sengketa. Dengan ekonomi ASEAN yang terancam akibat penutupan perbatasan dan gangguan perdagangan, Indonesia dapat menekankan pentingnya stabilitas kawasan untuk mendorong kedua pihak berkompromi.

Kesimpulan: Malaysia Mengusulkan Damai Untuk Thailand dan Kamboja

Usulan damai Malaysia melali PM Anwar Ibrahim menunjukan bahwa peran aktif ASEAN dalam meredakan konflik Thailand dan Kamboja yang kembali memanas pada Juli 2025. Hubungan erat Malaysia dengan kedua negara memberi peluang mediasi, meski sentimen nasionalis dan sengketa historis menjadi hambatan besar. Indonesia, dengan pengalaman mediasi dan posisi netral, dapat memperkuat upaya damai melalui pengawasan perbatasan dan fasilitasi dialog. Dengan komitmen bersama dan tekanan ASEAN, Thailand dan Kamboja memiliki peluang untuk meredakan ketegangan, mencegah korban lebih banyak, dan menjaga stabilitas kawasan menjelang KTT ASEAN 2025.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *