Berita Terkini Urbandivers

Urbandivers merupakan situs yang menyediakan berita terkini seputar Indonesia maupun Dunia

Para Massa Buruh Melakukan Demo di Patung Kuda

para-massa-buruh-melakukan-demo-di-patung-kuda

Para Massa Buruh Melakukan Demo di Patung Kuda. Pada 4 September 2025, kawasan Patung Kuda di Jakarta Pusat kembali ramai oleh aksi demonstrasi yang digelar oleh ribuan buruh yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak). Demo ini menjadi sorotan karena massa tidak hanya menyuarakan tuntutan, tetapi juga membuat instalasi simbolis berupa patung tikus yang digantung, mencerminkan kemarahan mereka terhadap kebijakan tertentu. Aksi ini menambah daftar panjang demonstrasi di lokasi ikonik ini, yang kerap menjadi pusat ekspresi aspirasi rakyat. Di mana sebenarnya letak Patung Kuda? Mengapa buruh memilih tempat ini? Dan apa yang mereka protes hingga membuat simbol dramatis tersebut? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA BOLA

Dimana Letak Patung Kuda Ini
Patung Kuda, atau secara resmi dikenal sebagai Patung Arjuna Wijaya, terletak di persimpangan Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, tepat di dekat Monumen Nasional (Monas). Monumen ini menggambarkan delapan kuda yang menarik kereta perang Arjuna, tokoh pewayangan Mahabharata, dan menjadi salah satu landmark penting di ibu kota. Lokasinya sangat strategis, hanya sekitar satu kilometer dari Istana Kepresidenan dan Gedung DPR, menjadikannya titik ideal untuk demonstrasi. Kawasan ini juga mudah diakses melalui Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman, dua arteri utama Jakarta, yang memungkinkan massa berkumpul dalam jumlah besar tanpa mengganggu akses utama ke pusat pemerintahan, meskipun polisi sering menerapkan pengalihan arus lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan.

Kenapa Para Massa Melakukan Demo di Tempat Tersebut
Patung Kuda dipilih sebagai lokasi demo karena posisinya yang strategis dan simbolis. Berada di dekat pusat kekuasaan seperti Istana Kepresidenan dan DPR, lokasi ini memungkinkan suara buruh didengar langsung oleh pengambil kebijakan. Selain itu, kawasan ini memiliki visibilitas tinggi, sering diliput media, sehingga pesan demonstrasi dapat menjangkau publik luas. Pada 4 September 2025, ribuan buruh dari berbagai serikat, termasuk Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), melakukan long march dari Gedung International Labour Organization (ILO) di Thamrin menuju Patung Kuda. Lokasi ini juga memiliki sejarah panjang sebagai titik aksi massa, seperti demo menolak UU Cipta Kerja pada 2020-2023, yang membuatnya menjadi simbol perjuangan rakyat. Kemudahan akses dan ruang terbuka di sekitar Patung Kuda juga memungkinkan massa untuk berorasi dan menggelar aksi simbolis tanpa hambatan signifikan.

Apa Yang Mereka Protes Sampai Membuat Patung Tikus yang Digantung
Aksi buruh pada 4 September 2025 menyoroti sejumlah tuntutan, dengan fokus utama pada reformasi pajak dan keadilan ekonomi. Mereka menuntut pemberlakuan pajak kekayaan untuk redistribusi kekayaan, mengkritik kebijakan yang dianggap memihak konglomerasi, seperti insentif pajak besar bagi korporasi, sementara pajak seperti PPN dan PPh terus meningkat, membebani rakyat kecil. Selain itu, buruh memprotes kenaikan upah yang diabaikan, dengan perwakilan Gebrak menyatakan bahwa gaji buruh sering kali tidak cukup untuk hidup layak, sementara investor kerap mengancam hengkang jika upah dinaikkan. Patung tikus yang digantung menjadi simbol kuat dalam aksi ini, melambangkan korupsi dan pengkhianatan terhadap rakyat. Tikus, dalam konteks ini, mengacu pada pejabat atau pengusaha yang dianggap “menggerogoti” hak buruh melalui kebijakan yang tidak adil. Aksi ini juga menuntut pembebasan massa buruh yang ditahan dalam demonstrasi sebelumnya, menambah dimensi solidaritas dalam perjuangan mereka.

Kesimpulan: Para Massa Buruh Melakukan Demo di Patung Kuda
Demonstrasi buruh di Patung Kuda pada 4 September 2025 menegaskan kembali peran lokasi ini sebagai pusat aspirasi rakyat Indonesia. Dengan posisinya yang strategis di jantung Jakarta, Patung Kuda menjadi panggung ideal bagi buruh untuk menyuarakan tuntutan reformasi pajak dan keadilan ekonomi. Patung tikus yang digantung dalam aksi ini mencerminkan kemarahan mendalam terhadap ketimpangan dan dugaan korupsi, menambah daya tarik visual dan simbolis dari protes mereka. Meski mendapat pengawalan ketat dari polisi, aksi ini berjalan damai, menunjukkan kedewasaan buruh dalam menyampaikan aspirasi. Inisiatif ini mengingatkan bahwa perjuangan buruh untuk keadilan tetap relevan, dan Patung Kuda akan terus menjadi saksi bisu perjuangan rakyat di masa depan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *