Korban Banjir Vietnam Melonjak Hingga Menjadi 90 Orang. Bencana alam kembali melanda Vietnam dengan dahsyatnya, di mana hujan lebat dan longsor memicu banjir bandang yang menewaskan hingga 90 orang sejak 16 November 2025. Kementerian Lingkungan setempat mengonfirmasi angka itu pada Minggu malam, dengan 12 orang masih hilang di tengah upaya pencarian yang berlangsung. Mayoritas korban—lebih dari 60 jiwa—berasal dari provinsi pegunungan Dak Lak di tengah Vietnam, di mana puluhan ribu rumah tenggelam dan ribuan hektar lahan pertanian hancur. Curah hujan melebihi 1.900 mm dalam seminggu terakhir telah ubah wilayah ini jadi lautan lumpur, memukul sabuk kopi utama dan pantai-pantai populer. “Kami sedang hadapi krisis terburuk tahun ini, tapi tim penyelamat bekerja tanpa henti,” ujar juru bicara kementerian itu. Banjir ini bukan yang pertama, tapi skala kerusakannya ingatkan betapa rentannya negara ini terhadap cuaca ekstrem yang semakin sering akibat perubahan iklim. BERITA BASKET
Dampak Manusiawi yang Menghancurkan: Korban Banjir Vietnam Melonjak Hingga Menjadi 90 Orang
Korban jiwa melonjak cepat dari 41 pada Kamis lalu, ke 55 pada Sabtu, dan capai 90 hari ini, dengan 12 orang hilang di Dak Lak dan Khanh Hoa. Sebagian besar tewas akibat longsor yang menyapu rumah-rumah di lereng bukit, sementara yang lain tenggelam saat evakuasi. Seorang petani berusia 61 tahun di Dak Lak, Mach Van Si, selamat di atap rumahnya selama dua malam, tapi kehilangan seluruh harta benda. “Lingkungan kami hancur total, semuanya tertutup lumpur,” ceritanya ke media. Lebih dari 235.000 rumah terendam, memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke barak sementara. Rumah sakit di Quy Nhon, Binh Dinh, terisolasi tiga hari, pasien dan dokter bertahan dengan mie instan dan air hujan. Anak-anak dan lansia paling rentan; setidaknya 20 korban di bawah 15 tahun. Pencarian korban hilang libatkan helikopter dan perahu karet, tapi cuaca buruk hambat usaha itu.
Kerusakan Ekonomi dan Lingkungan: Korban Banjir Vietnam Melonjak Hingga Menjadi 90 Orang
Banjir ini tebas kerugian ekonomi mencapai 8,98 triliun dong (sekitar 341 juta dolar AS), termasuk 80.000 hektar tanaman kopi dan padi rusak. Dak Lak, pusat produksi kopi Vietnam, kehilangan panen utama yang kontribusi 40 persen ekspor nasional. Jembatan gantung di Sungai Da Nhim, Lam Dong, hanyut dalam hitungan detik, putuskan akses ke desa-desa terpencil. Lebih dari 500.000 rumah tangga alami pemadaman listrik karena jaringan rusak, sementara infrastruktur jalan dan irigasi hancur total. Lingkungan juga terdampak: sungai-sungai penuh lumpur dan sampah, ancam ekosistem pantai di Nha Trang dan Hoi An—situs warisan UNESCO yang kini seperti Venesia banjir. Pemerintah alokasikan dana darurat 500 miliar dong untuk rekonstruksi, tapi petani kopi khawatir harga naik global akibat pasokan terganggu.
Upaya Penyelamatan dan Respons Pemerintah
Tim penyelamat—termasuk angkatan bersenjata, polisi, dan sukarelawan—telah evakuasi lebih dari 100.000 orang menggunakan perahu dan helikopter. Wakil Perdana Menteri Ho Quoc Dung perintahkan mobilisasi penuh di tiga provinsi terdampak: Khanh Hoa, Dak Lak, dan Gia Lai. Pasukan angkatan laut dikirim ke Khanh Hoa untuk bantu warga terdampar, sementara relawan bawa makanan dan obat ke desa terisolasi. Cuaca mulai reda, tapi hujan deras diprediksi hingga Selasa, tingkatkan risiko longsor baru. Pemerintah pusat bentuk satgas nasional untuk koordinasi bantuan, termasuk impor beras darurat dari Thailand. LSM internasional seperti Palang Merah siap kirim tim medis, sementara Vietnam tolak bantuan asing besar-besaran demi jaga kedaulatan. Warga lokal tunjukkan solidaritas: tetangga bagi makanan dan tempat tinggal sementara.
Kesimpulan
Banjir Vietnam yang korban jiwa capai 90 orang jadi tragedi yang tak terhindarkan, tapi juga panggilan darurat untuk adaptasi iklim lebih baik. Dari longsor mematikan di Dak Lak hingga rumah sakit terisolasi di Quy Nhon, bencana ini ingatkan kerapuhan 100 juta penduduk terhadap cuaca ekstrem. Upaya penyelamatan heroik beri harapan, tapi rekonstruksi butuh waktu panjang—ekonomi kopi goyah, ribuan keluarga trauma. Pemerintah harus perkuat infrastruktur dan peringatan dini, sementara komunitas global dukung tanpa campur tangan berlebih. Vietnam tangguh, tapi musim hujan ini beri pelajaran pahit: tanpa aksi cepat, korban bisa lebih banyak lagi. Saat air surut, saatnya bangun lebih kuat.











Leave a Reply